Tahun
pertama ngerasain yang namanya jadi anak kost :D, tahun pertama hidup jauh dari
orang tua, tahun pertama puasa tanpa orang tua dan juga tahun pertama lebaran
tanpa orang tua :’) mungkin bakalan banyak kata tahun pertama yang bakal
dijalanin. (*kondisi orang tua sehat)
Perkenalkan
kembali nama saya *u** biiiiiiiiiiiiiip (*bunyi sensor, panggil saja saya NYAN ), sekarang saya kuliah di STMIK AMIKOM YOGYAKARTA jurusan TI (Teknik Informatika) semester pertama, ya saya masih mahasiswa
baru.
Tapi di post ini saya tidak akan menceritakan bagaimana pengalaman saya kuliah
pertama kali di AMIKOM YOGYAKARTA
atau pengalaman pertama kali menjadi mahasiwa, dan juga perngalaman pertama
kali masuk kuliah dan ngejalani ospek :D karena saya belum ngalamin kejadian di
atas mungkin next post saya bakal cerita.
Di
post ini saya akan menceritakan pengalaman pertama puasa dan lebaran tanpa
orangtua di samping kita.
Pada
tanggal 25 Mei 2016, saya yang dari desa terpencil di pulau Sumatra yaitu: Desa Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo,
Kabupaten Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatra Utara. Kan jadi pengenalan
lagi :P.
Tepat
di tanggal tersebut saya akan terbang ke Yogyakarta (*Yeeeeeeee pertama kali
Jogja dan ke pulau Jawa dan juga pertama kali naik pesawat :D) *mungkin saya bakalan
cerita pertama kali naik pesawat di post selanjutnya :p.
Kembali
lagi ke cerita, Nah di hari itu saya berangkat dari Bandara Kuala Namu (KNO)
dari pukul 06:15 dan sampai di Bandara Adi Sucipto pada pukul 08:30 (*saya lupa
tepatnya pukul breapa :P). Nah, setelah sampai di Jogja saya langsung pergi ke
kostnya abang saya yang kuliah di Jogja juga. Nah mulai hari ini lah saya
ngejalanin hidup sebagai anak kost.
Di
hari itu juga saya langsung mendaftar sebagai calon mahasiswa di STMIK AMIKOM,
dan di hari tersebut juga diumumin hasilnya dan saya diterima sebagai Mahasiswa
baru di kampus tersebut.
FYI,
ospek di Amikom itu diadakan pada tanggal 5 September 2016 dan mulai kuliah
pada tanggal 13 September 2016.
Nah,
kan masih lama lagi ospek nya kok gak pulang? *sebenarnya sih pingin pulang
tapi karena kondisi ekonomi keluargga yang emang pas – pasan jadinya tetap
disini.
Pada
tanggal 06 Juni 2016, tepatnya hari Senin itu adalah awalnya puasa.
Ya,
awal pertama kali ngejalanin puasa tanpa orang tua di samping saya, mulai
ngajalanin sahur yang harus bangun dengan usaha sendiri walaupun berat tapi
harus dilakukan, mencari makanan sahur di luar rumah, mencari menu buka puasa
atau takjil untuk berbuka puasa, berbuka dengan menu seadanya ya semuanya harus
dilakukan dengan ikhlas.
Puasa
dari hari ke-1 sampai ke puasa ke-7 masih berjalan dengan baik, karena iman
untuk melaksanakan ibadahnya masih kuat untuk bangun sahur pun masih bisa di atur.
Puasa
di hari ke-8 sampai dengan puasa ke-21 mulai berjalan tidak baik, keinginan
untuk tidak melaksanakan puasa sudah mulai dirasakan :p, seperti mulai telat
untuk bangun sahur dan pada siang hari juga sudah ada keingininan untuk
membatalkan puasa :p mungkin itu efek dari bisikan setan. Nah, sampai lah di puasa
yang saya rasa merupakan cobaan yang sangat, sangat, sangat, berat untuk
dilakukan oleh anak kost yang jauh dari orang tua.
Di
puasa yang ke-22 sampai kan ke akhir puasa ini merupakan cobaan yang sangat
berat yang harus kita lalui sebagai anak kost yang melaksanakan puasa jauh dari
orang tua. Di hari puasa yang sudah segini itu merupakan cobaan yang sangat
berat karena sudah pasti untuk bangun sahur saja sudah terlalu sering kesiangan
bakal tidak bangun sahur :P,
dan juga untuk mencari makan sahur di tanggal segini itu juga sangat susah -_-
Karena sudah banyak warung makan yang tutup untuk MUDIK.
Cobaan
yang berat dalam melaksanakan puasa tanpa orangtua di samping kita yaitu kita
harus pandai dalam mengatur uang apalagi yang uang per bulan nya bisa dikatakan
pas – pas an -_- .
Nah,
tibalah di hari IDUL FITRI :D .
Perbedaan yang sanagat terasa yang saya alami bahkan saya sempat menangis saat menelpon orang tua untuk minta
maaf menangis bukan hanya karena meminta maaf atas segala dosa yang telah saya
lakukan tetapi juga karena tidak adanya sosok tersebut disamping saya di saat
seperti itu, juga tidak bisa makan makanan istimewa di hari lebaran seperti
opor, ketupat dan lainnya.
Nah,
mungkin untuk menghadapi kejadian di atas selanjutanya mungkin saya sudah jauh
lebih baik dan lebih tegar dalam menghadapi segalanya.
Oh
iya bagi kalian yang akan mengahadapi ini dengan uang kiriman yang hanya pas –
pasan untuk makan saja ada baik nya jauh kan membeli sesuatu makanan yang
banyak sebab lapar mata belum tentu lapar perut :D .



0 comments:
Post a Comment